Mitos-mitos Anak Pramuka

Nindya Aryani

Dok.Wikihow

Hai pembaca Nyalanya, siapa nih yang suka ikut kegiatan pramuka dan perkemahannya? Kurang lengkap gitu ya pramuka tanpa kemah karena selalu ada mitos-mitos dan kenangan yang akan sulit dilupakan. Nah, murid-murid tercintaku baru saja menceritakan pengalaman mereka selama berkemah.

Oktober itu adalah salah satu bulan padat aktivitas. Kami memperingati Bulan Bahasa dan di saat bersamaan diadakan juga kegiatan perkemahan Jumat, Sabtu, dan minggu yang biasa disebut Perjusami.

Kegiatan perkemahan se-Kecamatan putri hijau kemarin diikuti 19 Sekolah Dasar, SMP dan SMA. Tentunya kami sangat antusias dengan kegiatan ini. Semuanya telah dipersiapkan dengan matang mengikuti Perjusami. Kami membawa anak-anak penggalang dari kelas 6.

Bagi anak-anak kami ini adalah pengalaman pertama. Wah mereka sangat antusias dan tidak sabar bertemu teman-teman baru dari sekolah lain. Dan benar saja, baru sehari kami di sana mereka sudah banyak sekali cerita.

Bun, saya punya teman baru dari SD sana.Bun, ada cewek cantik kali dari sekolah itu ngajak kenalan aku loh. Bun, kakak dari SMP itu cantik-cantik Bun.

Yap, anak-anakku sedang mengalami cinta monyet juga. Jadi ini salah satu hal yang berbeda dan membuat mereka bahagia. Mereka sedang merasakan suka-sukaan dengan lawan jenisnya. Bahkan mereka sampai bertanya: Bunda nanti kira-kira kami bisa ketemu lagi ngga ya? Bunda nanti dia masih kenal aku ga ya?

Aku meresponnya dengan tertawa geli hihihi. Nah dari pertanyaan ini lah mengingatkanku dengan mitos yang dari dulu merebah di dunia anak pramuka. Cinta sebatas patok tenda, tenda terbongkar sayonara cinta. Ah biarlah ini menjadi kenangan manis mereka hehehe 🙂



Genre: Nonfiksi

Tema: Bulan Bahasa