Ternyata Tidur Tak Mampu Meredakan Marah

Lestaria Sitinjak

Dok.Wikihow

Hari itu aku bangun kesiangan. Mungkin karena baru tidur jam tiga pagi. Padahal aku bersama kakak diajak ke pantai sama orangtua. Teringat janji itu aku segera meluncur ke kamar mandi untuk bersih-bersih lalu memakai baju yang paling oke karena mau bepergian.

Ketika kami sudah siap pergi, tiba-tiba ada tamu. Ingin aku marah sama tamu itu kenapa datang ketika kami mau pergi. Namun aku tetap positif thinking saja, mungkin saja mereka hanya sebentar, begitu harapanku dalam hati.

Harapanku terwujud, ternyata tamu itu cuma sebentar saja. Aku senang sekali tetapi rasa bahagia itu hanya dua menit aku rasakan. Tiba-tiba ada lagi yang bertamu ke rumah, sangat membangongkan bukan? Aku sendiri juga heran kenapa tiba-tiba banyak tamu yang ke rumah.

Ah, mungkin hari ini keberuntungan tidak berpihak pada kami yang mau ke pantai bersama. Kami cuma bisa mengelus dada karena marah pun tak guna. Aku pergi ke kamar lalu tidur saja agar rasa marahnya hilang. Eh, pas aku bangun rasa marahku belum hilang. Aku intip ke depan ternyata tamu itu masing bercakap-cakap dengan orangtuaku. Tambah marah lagi deh, batal ke pantai.



Genre: Nonfiksi

Tema: Keluarga