Dua Cara Mengendalikan Marah dan Amarah

Anik Febriyanti

Dok.Wikihow

Pada dasarnya manusia berhak untuk marah. Berhak tidak terima, jengkel, bahkan uring-uringan. Namun, pernah gak sih kalian dengar pepatah segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik? Nah, salah satunya marah yang berlebihan.

Marah berlebihan sangat berbahaya bagi tubuh. Misalnya, tekanan darah menjadi tinggi dan kepala pusing. Apalagi jika marah disertai omelan serupa rumus menghitung luas. Badan lungkrah, terasa lebih capek.  Sebenarnya setiap manusia itu punya sistem pengendali emosi. Pertanyaannya, apakah mudah mengendalikan emosi?

Tentunya butuh proses. Namun, yang perlu diketahui adalah mengelola atau mengendalikan emosi akan membuat kita lebih memahami keadaan, baik diri sendiri maupun lingkungan sekitar.

Meski pada kenyataannya memendam emosi juga tidak baik karena meningkatkan kecemasan. Kecemasan yang berlebihan bisa memicu terjadinya anxiety disorder, kondisi ini muncul disertai dengan sakit kepala, mual, dan kesulitan bernafas.

Menurutku,  cara mengendalikan emosi ada dua. Pertama, saat kita dalam keadaan marah, tenangkan diri terlebih dahulu, tarik napas, lalu kenali diri sendiri. Kedua, daripada marah-marah ketika menemukan atau bertemu peristiwa yang mudah membakar hati, lebih baik tanyakan terlebih dahulu baik-baik permasalahanya.

Aku pribadi jika marah atau bahkan tersinggung justru lebih suka berpikir positif. Mencoba memahami lawan bicara dan lingkungan. Itu akan membuatku lebih mudah memahami orang lain dan menekan hormon kortisol atau adrenalin. Bagiku, itu membuat hati dan pikiranku lebih tenang.

Menuju ke sana tidak mudah karena manusia punya proses pendewasannya masing-masing. Tiap persoalan dalam kehidupan yang telah dilewati dengan cara paling lembut atau dengan kedegilan yang kasar sekalipun selalu melahirkan pelajaran berharga dalam mengendalikan diri. Biasakan untuk tetap tenang dan bersikap positif teman-teman. Terus berproses!

Baixar Resident Evil Village PC



Genre: Nonfiksi

Tema: Psikologi