SMA Tenera Borong Penghargaan Lomba Pramuka HUT TNI ke-78

Vidia Aini Rahmatika

Tim pramuka SMA Tenera berfoto bersama usai memborong gelar juara

Pada hari itu, aku melihat pemberitahuan di grup ­WhatsApp mengenai perlombaan Pramuka yang diadakan di Koramil Ipuh untuk memperingati HUT TNI Ke-78. Aku segera memberitahukan info tersebut ke sekolah. Kami mendapatkan dukungan untuk mengikuti perlombaan tersebut.

Ada enam perlombaan yang diadakan selama tiga hari, jumat sampai minggu: Tapak tenda, pionering (teknik kepramukaan yang menggabungkan tongkat dengan bantuan tali untuk membentuk suatu objek bangunan), LKBB, pentas seni, tata upacara penegak, dan karnaval. Kami mematangkan persiapan mengikuti perlombaan di sana. Kurang lebih 10 hari, anak-anak pramuka melakukan latihan untuk LKBB (Lomba Kreasi Baris Berbaris), lalu pionering,  Tata Upacara (TU) penegak, dan pentas seni dalam waktu sepuluh hari.

Tibalah hari perlombaan. Hari Jumat anak-anak mendirikan tenda serta mempersiapkan untuk makan siang. Siang itu diawali upacara pembukaan lalu dilanjutkan dengan lomba pionering. Panas yang terik tidak menjadi masalah bagi mereka. Anak-anak Tenera cekatan dalam membuat banyak objek.

Kriteria penilaian meliputi simpul, ikatan, kerapian, dan keindahan. Dewan juri menghampiri kelompok kami untuk menguji kerapian sekaligus kekuatan simpul dan ikatan. Aku yakin kami mendapatkan juara pionering karena tim pramuka Tenera paling rapi tanpa sisa tali. Malam harinya dilanjutkan pentas seni penggalang. Penampilan mereka memukau para penonton.

Hari sabtu lumayan padat, karena ada tiga perlombaan yang diadakan hingga malam hari. Diawali oleh LKBB, banyak sekali peserta yang luar biasa hingga aku selalu memberikan semangat kepada anak-anak. Aku selalu mengingatkan Try the best, do the best, be the best pada mereka.

Akhirnya tiba nomor urut kami. Anak-anak sangat keren. Mereka melakukan yang terbaik. Perlombaan dilanjutkan dengan tata upacara penegak sore harinya. Diawali pemimpin upacara bernama Michael yang memberikan laporan pada dewan juri. Sore hari kami digunakan untuk persiapan pentas seni.

Sabtu malam, semua penonton bukan hanya dari peserta tapi masyarakat sekitar turut partisipasi. Pentas Seni penegak sangat luar biasa, semuanya menunjukkan antraksi. SMA Tenera menampilkan atraksi tarian menggunakan empat budaya dikombinasikan dengan obor. Aku juga yakin perlombaan yang kami ikuti hari itu akan diganjar piala.

Minggu menjadi hari terakhir. Kami melakukan karnaval NKRI dengan berjalan kaki berkeliling sekitar Koramil pagi harinya. Acara ditutup dengan upacara pengumuman juara. Diawali dengan pembagian doorpri­ze dengan beberapa kategori lalu pengumuman penggalang.  Akhirnya yang ditunggu-tunggu telah tiba, kami semua berdoa untuk kemenangan.

“Juara satu pada lomba tata upacara penegak jatuh kepada nomor sembilan (Tenera)!” seru panitia.

Kami masih belum percaya mendapatkan juara satu hingga panitia sehingga panitia mengulangi pengumuman beserta nama sekolah. Kami langsung berdiri dan tanpa komando berteriak kegirangan. Pengumuman dilanjutkan dengan juara. Kami menang lagi, kali ini juara dua. Kami pun berteriak kembali. Teriakan kami makin kencang saat mendapat juara tiga lomba pentas seni lalu memuncak ketika dewan juri mengumumkan kami menyabet gelar juara lomba pionering.

Total ada empat piala yang kami bawa pulang. Rasa lelah lunas dengan empat piala tersebut. Kami pulang dengan rasa gembira dan  piala ini kami persembahkan untuk sekolah tercinta.



Genre: Nonfiksi

Tema: Sekolah