Aryakti Sinaga
Banyak kejadian tak terduga yang lucu saat menemani anak belajar di rumah. Anak kami, Cilia, tidak mau menutup matanya saat disuruh berdoa sebelum belajar dan setiap lupa kata-katanya dia langsung menanyakan sambil membentak.
Ketika disuruh mengulangi doa dari awal Cilia tidak mau, malah bilang, “mama saja yang berdoa” lalu ke kamar sambil menangis. Saat ngambek seperti itu, kami harus mengeluarkan banyak jurus untuk membujuknya kembali belajar. Cara terjitu adalah dengan mengiming-iminginya uang Rp2 ribu bila mau lanjut belajar.
Buat kami peristiwa itu adalah kejadian lucu. Tapi ada juga yang menyebalkan, apalagi saat menemaninya belajar mewarnai. Saat dia bosan Cilia selalu mau melemparkan pensil warnanya dan kemauannya harus selalu dituruti.
Saya berharap pandemi ini cepat berlalu karena mendampingi anak belajar di rumah cukup melelahkan. Kadang belum hilang capeknya mengurus rumah, harus sabar menghadapi Cilia. Dia ini tidak mau belajar kalau bukan saya yang mengajari. Jadi selama merangkap menjadi guru di rumah, saya sering darah tinggi. Tapi dari banyak kejadian itu saya paham bahwa menjadi guru itu tidak mudah.
Genre: Nonfiksi
Tema: sekolah