Kasur Terapi Mama Basa

Menti Sinaga

Dok Wikihow

Di hari-hari Lebaran saya di rumah saja bersama suami. Lebaran hari ke-3 sebenarnya sudah ada kami rencana pergi ke rumah keluarga untuk silaturahmi tetapi batal karena saya kurang sehat. Akhirnya yang pergi hanya suami.

Semua tetangga menikmati libur Lebaran.  Ada yang ke pantai atau ke tempat keluarga. Saya  sendirian sambil menggolek-golek (tidur-tiduran) di rumah. Sekitar jam satu siang  HP saya bunyi. Mama Basa telepon, mengajak saya ke rumahnya.  Saya tolak karena sedang tidak enak badan. Namun dia memaksa lalu bilang mau terapi saya di rumahnya.

Saya ke sana jalan kaki sambil bertanya dalam hati terapi apa dan bagaimana sama Mama Basa. Saya diajak ke kamar khusus ketika sampai di sana. Saya pun semakin bingung  lalu kembali melempar pertanyaan dalam hati mengapa saya dibawa ke kamar apa ada tukang terapi di kamar ini.

Saya berbaring ke kasur lalu disuruh tidur. Mama Basa keluar dengan semringah Kaget saya lama-lama keringatan karena kasur terasa panas tetapi badan saya mulai terasa enak. Setelah satu jam saya terapi, badan terasa ringan karena banyak mengeluarkan keringat sampai bajunya bisa diperas.

Setelah saya rasa cukup, saya mau mematikan alat terapi tetapi takut kena setrum. Saya buka pintu tetapi dikunci dari luar. Saya teriak panggil Mama Basa  tetapi tidak ada respon. Saya panggil melalui HP baru ada jawaban.

Ternyata dia sedang asyik cerita dengan  suaminya yang baru pulang sehingga lupa ada saya dalam kamar terapi. Dia segera buka pintu kamar sambil tertawa terbahak-bahak .

Mama Basa cerita alasan membeli tempat tidur terapi. Beberapa  tahun yang lalu dia mulai sakit-sakitan dan sudah empat kali dioperasi. Saya ikut sedih sampai mau meneteskan air mata, betapa menderita Mama Basa sekaligus tidak sangka sudah empat kali dioperasi.

Atas kebaikannya, saya bisa merasakan tempat tidur terapi yang mahal. Biasanya tiap malam saya susah tidur tetapi habis diterapi di Mama Basa mulai nyenyak. Mudah –mudahan saya bisa memilikinya suatu saat nanti. Saya sangat bersyukur punya teman seperti Mama Basa  baik hati  yang suka menolong orang lain tanpa imbalan.



Genre: Nonfiksi

Tema: Memori