Dwi Ardiyanti
Bagian pertama.
Lagi-lagi aku merasa ganjil saat dengan satu tikungan jalan menuju pantai di desa sebelah itu. Rasanya tidak asing padahal baru tiga kali aku melewatinya. Sisi sebelah kiri kanan jalan itu lebih tinggi, menyerupai bukit kecil dengan pohon rindang yang kerap melahirkan tanda tanya besar terlebih saat bertemu pagar kawat dan atap bangunan yang terkesan tua.
Keganjilan itu mulanya aku simpan sendiri. Tidak pernah aku ceritakan pada suami yang sudah tiga kali ini mengajak ke pantai melewati jalan itu. Dari pernikahan ini kami memang belum memiliki momongan sehingga masih berdua saja menikmati dunia.
Rasa ganjil itu sempat menemukan bentuk terbaiknya: cemas, saat motor yang kami kendarai mogok persis di tikungan jalan yang meneror itu. Padahal motor kami baru diservis tiga hari sebelumnya. Busi, oli, dan bensin baik-baik saja, tidak ada tanda-tanda kerusakan.
Jalanan yang biasa ramai itu juga tiba-tiba sepi. Kami merasa menjadi satu-satunya pengendara di jalan itu. Tiba-tiba dari arah atas bukit kecil itu aku mendengar dentuman keras. Aku menutup telinga, tubuhku jatuh.
“Kamu kenapa?” tanya suami sambil menepuk pipi kananku.
“Kamu tidak dengar suara itu Bang?”
“Suara? Suara apa maksudmu?” tanya suami yang sepertinya mulai tertular kecemasanku.
“Suara dentuman keras dari atas sana Bang, kencang sekali suaranya,” sahutku dengan suara yang sedikit gemetar.
Suami yang tidak mendengar suara itu meyakinkan bahwa aku berkhayal. Setelah momen itu motor kami bisa dinyalakan. Namun, aku ingin memastikan lagi bahwa suara itu benar-benar nyata lalu mengajak naik ke atas bukit untuk mengeceknya. Mungkin seseorang butuh pertolongan di atas sana.
“Sudahlah, sebaiknya kita pulang saja, tidak ada suara dentuman dan tidak ada orang dicatas sana. Mungkin karena sudah capai jadi kamu seperti bermimpi, ayo pulang,” kata suami lalu menarik tanganku menuju motor.
Sepanjang jalan pulang rasa penasaranku tidak menurun. Harusnya kami ke atas bukit untuk mencari tahu apa yang terjadi. Namun, kenapa suamiku tidak mendengar suara yang begitu keras tadi? Apa yang terjadi di atas sana? Dan kenapa jalanan yang tadinya sepi sekarang kembali ramai? Benarkah aku bermimpi atau halusinasi?
Genre: Fiksi
Tema: Misteri