Menemani Kakak yang Kangen Ngarit Rumput

Dewi

Dok.Static.Pulsk

Liburan kemarin aku sangat bersyukur di rumah saja. Awalnya sangat membosankan karena hanya bisa bermain dengan anak-anak ayam yang keluargaku pelihara. Tiap pagi aku dan adik-adikku memberi makan ayam. Sorenya kami melepas sapi ke depan rumah Kak Elvina. Setelah itu kami menangkap anak ayam yang main ke mana-mana. Ayamnya mudah ditangkap karena masih kecil-kecil.

Malam harinya mama memberitahu kakak akan pulang ke rumah. Kebetulan kuliahnya di Kota Bengkulu sedang libur. Besoknya saya dan adik melakukan kegiatan seperti biasanya, memberi makan ayam lalu melepas sapi sambil menunggu kedatangan kakak. Tapi sudah jam lima sore kakak tidak datang juga. Kami sampai cemas. Kakak baru datang saat azan maghrib.

“Bang Anjuuuuuuuuuuuu,” teriak kami dari halaman rumah sambil mendatanginya.

Kami memeluk Bang Anju erat sekali karena lama tidak bertemu. Setelah masuk rumah kami pun ngobrol-ngobrol sampai malam terus tidur cepat karena Bang Anju mengajakku mengarit rumput untuk sapi. Bang Anju sudah kangen sekali mengarit. Di Kota Bengkulu jarang mengarit dia. Paginya tanpa banyak cakap kami langsung mencari rumput. Aku dikasih tugas mengumpulkan rumput yang diarit Bang Anju ke karung.

Setelah mengarit cukup lama kami kembali ke rumah untuk membersihkan kandang sapi. Bang Anju sepertinya kangen juga dengan aroma khas kandang sapi itu sampai mau membersihkannya. Setelah bersih, kami sebar rumput itu dalam kandang lalu menyalakan api. “Nah setelah ini kita menggiring sapi pulang ke kandang yang sudah bersih,” kata Bang Anju dengan wajah berseri-seri.



Genre: Nonfiksi

Tema: Keluarga