Alat Musik Batak yang Membawaku Pulang

Donda Togatorop

Dok.Wikihow

Bumi mulai bising saat ini. Noise. Deru kendaraan, mesin pabrik, dan aktivitas manusia di jalan raya memekak telinga. Syukurlah kebisingan itu masih bersanding dengan bunyi alat musik dan juga hewan-hewan yang menyenangkan sekaligus menenangkan pikiran. Seperti pagi hari yang disegarkan kicauan burung.

Saya yakin tidak ada manusia yang tidak menyukai musik, bahkan dari dalam kandungan janin akan merasa senang saat diperdengarkan instrumen walau setiap orang menyukai bunyi dan musik yang berbeda nantinya. Ada yang suka suara kendang. Tidak sedikit pula yang menyukai suara ogung dan gondang, serta kulintang, gitar, piano, dan alat musik lainnya.

Saya sendiri penyuka segala jenis musik yang disebutkan di atas. Saya akan ikut bergoyang saat mendengar suara kendang. Bernyanyi ketika suara gitar atau organ sampai ke telinga. Dan proyeksi masa silam di kampung kelahiran selalu memenuhi kepala ketika mendengar suara ogung dan gondang.

Di kampung halaman saya, musik adalah salah satu hiburan menyenangkan.Di malam hari, bapak-bapak kerap berkumpul bermain gitar lalu bernyanyi, bersenandung lagu-lagu kesukaan mereka usai meladang.

Ibadah gereja selalu diringi organ atau piano dengan terompet yang menambah semangat. Gondang menyemarakkan suasana pesta. Tak heran jika dari daerah Batak banyak yang pintar bernyanyi karena musik sudah mengalir dalam darah sejak dalam kandungan, bermain, beribadah, setiap waktu.

Kalimat “tanpa musik, hidup mungkin menjadi suatu kesalahan” benar adanya. Terima kasih untuk setiap benda yang dapat menghasikan bunyi yang indah. Terima kasih untuk setiap orang yang mampu memainkan alat musik. Terima kasih buat sang pencipta yang menciptakan segala sesuatu yang indah. Semoga musik tetap bisa kita dengar selamanya.



Genre: Nonfiksi

Tema: Musik